Beberapa hari telah terjadi Insiden penembakan pekerja oleh kelompok bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, terjadi pada Senin, 3 Desember 2018. TNI telah menemukan setidaknya 16 jenazah korban penembakan. Jenazah akan dievakuasi dari titik-titik temuan ke wilayah Mbua. Selain itu, TNI menemukan tiga orang personel pekerja PT. Istaka Karya yang menjadi korban selamat.
Namun lucu bagi sebagian pembenci banser justru malah menanyakan dimana kebaradaan Banser, padahal kasus ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Banser.
Begini kira-kira pertanyaannya yang mereka lontarkan dengan nada mengejek : "Kemana Banser saat ada aksi penyerangan gerakan separatisme KKB OPM yang mengancam keutuhan NKRI saat ini? Kemana jeritan histeris "Banser Berani Mati demi NKRI" yang berapi api? Kok nggak maju ke Papua?
Aku jawab dengan malas, "Tugas Banser bukan menghabisi bughot (pemberontak). Sejak era pemerintahan Abu Bakar Ash Shiddiq, para bughot ditangani langsung oleh khalifah".
"Lagipula, gerakan KKB OPM itu gerakan pemberontak yang bersenjata, dan bukan gerakan ideologi seperti HTI. Dan dinegara ini, lembaga yang berwenang untuk melakukan antisipasi bersenjata adalah aparat negara bernama TNI dan Polri, bukan Banser" .
"Gerakan bersenjata jelas harus ditumpas oleh aparat. Dan itu butuh komando negara. Tapi jika kelak pemerintah mengeluarkan instruksi Darurat Militer untuk mengantisipasi gerakan separatisme itu, tentu saja Banser menurutku tak akan berpangkutangan".