Selama ini Media Sosial tak hanya menjadi ajang mengekspresikan pikiran, gagasan dan ide positif, namun juga ajang kritik, caci maki, cemooh, fitnah dan hinaan. Kejahatan hati yang biasanya tercurahkan melalui lisan, kini telah bergeser ke tulisan.
Imam Al-Ghazali beberapa abad yang lalu sudah memberi peringatan tentang penjagaan qalam (pena). Beliau sudah menyebut bahwa pena yang menghasilkan tulisan itu adalah bentuk lain dari lisan yang harus dijaga.
Imam Al-Ghazali mengatakan:
فاحفظهما عن أن تضرب بهما مسلما، أو تتناول بهما مالا حراما، أو تؤدي بهما أحدا من الخلق، أو تخون بهما في أمانة أو وديعة، أو تكتب بهما ما لا يجوز النطق به، فإن القلم أحد اللسانين، فاحفظ القلم عما يجب حفظ اللسان عنه
“Maka hendaklah engkau menjaga kedua tanganmu dari memukul sesama Muslim, mendapatkan sesuatu yang diharamkan, menyakiti sesama makhluk Allah, mengkhianati amanah atau titipan orang lain, atau menulis sesuatu yang tidak boleh diucapkan. Karena qalam (pena) itu salah satu dari dua lidahmu, maka jagalah penamu dari menulis sesuatu yang dilarang diungkapkan.”
-Imam Al-Ghazali, Kitab Bidayatul-Hidayah.