Dunia supranatural atau perdukunan memang dunia "basah". Disebut basah, karena pundi-pundi uang dengan mudahnya mengalir dari pasien atau pejabat dan bisnismen yang berharap "doa" ke rekening dukun atau orang yang dikatakan ahli supra natural tersebut.
Fakta, bahwa orang macam Syamsudin ini memperburuk citra Islam secara umum dan NU secara khusus dengan sulap dan trik-trik licik dia untuk mengelabuhi dan membodohi masyarakat.
Apalagi dia berlindung dibalik Gelar "Gus" yang menjadi ciri khas NU. Menyedihkan! Dia juga bukan ahli agama, tapi gaya dan bicaranya seolah-olah seperti Kyai dan Ulama.
Sementara kehadiran pesulap merah yang membongkar trik-trik licik para dukun beberapa kali juga tampak offside. Dia tidak ahli agama dan mungkin hanya dengar-denger dari ceramah Ustadz, tapi dia sudah beberapa kali berbicara tentang sesuatu yang bukan kapasitasnya disana, seperti saat mengatakan "Orang yang mengaku bisa melihat Jin, maka keluar dari Islam" ini jelas pernyataan yang sangat ngawur. Sudah begitu dia didukung oleh beberapa aliran takfiri (Wahabi) yang literalis dan jumud dalam memahami teks-teks agama.
Kesimpulannya, model-model ahli supranatural seperti Syamsuddin, Dimas Kanjeng, Nur Syamsun (youtuber), dan semacamnya memang harus dibongkar agar tidak merugikan masyarakat.
Tapi nyatanya si pesulap merah juga telah melangkah terlalu jauh dalam masalah yang bukan wilayahnya, karena itu juga bisa menyesatkan pemahaman kaum awam.
Jadi ya Keduanya sama saja, Yang Dukun dan yang Sulap sama-sama dibungkus Agama untuk Ketenaran dan Keuntungan Pribadi.