Memberi makan merupakan ibadah dan amal shaleh yang memiliki keutamaan luar biasa di sisi Allah. Seluruh Nabi dan Rasul mencontohkan hal ini. Mereka adalah suri teladan bagi seluruh umat. Misalnya, Nabi Ibrahim a.s. berjalan berkilo-kilo meter untuk mengajak orang untuk makan siang bersama. Inilah mengapa beliau dijuluki sebagai kekasih Allah.
Rasulullah SAW dan para sahabat di zamannya pun tak jauh berbeda. Penduduk satu negeri tak bisa luput dari kedermawanan mereka yang selalu menyiapkan makanan agar rakyat tak kelaparan.
Sungguh, hal ini pun dilakukan oleh ulama-ulama dahulu yang sangat dekat dengan fakir miskin. Tak ketinggalan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pun kedermawanannya dikenal di pelosok negeri. Bayangkan, beliau setiap hari memberi makan ribuan orang di madrasahnya di Baghdad. Fakir miskin, anak yatim, musafir, janda-janda, santri dan jamaahnya ataupun bukan jamaah, Muslim ataupun non muslim.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pernah berkata:
فتشت الأعمال كلها، فما وجدت فيها أفضل من إطعام الطعام، أود لو كانت الدنيا بيدي فأطعمها الجياع
"Aku telah meneliti seluruh amal shaleh. Aku tidak temukan di dalamnya yang lebih baik daripada memberi makan. Suatu kebahagiaan jika dunia berada di tanganku, lalu kuberikan makan orang-orang yang lapar."