Sebelum menggunakan mode AMP untuk blog, sebaiknya pahami dulu apa itu AMP. Accelerated Mobile Pages atau AMP adalah teknologi perangkat lunak yang dikembangkan oleh Google.
Google AMP merupakan proyek idealis dari Google. Pengembangannya memiliki tujuan untuk meningkatkan kecepatan akses sebuah situs web, khusus dalam meningkatkan kecepatan akses melalui perangkat ponsel pintar.
Dulu blog ini pernah menggukan mode AMP, tapi hasilnya menurutku kurang bagus untuk penghasilan iklan dan berefek pada meningkatnya Bounce Rate (rasio pantulan).
Jari berdasarkan pengalaman pribadi, penggunaan AMP pada blog berpengaruh terhadap rasio pantulan, atau persentase pengunjung yang langsung keluar setelah mengunjungi landing page meningkat tajam hingga di angka 85%. Ini akan merusak reputasi blog di Google Analytics.
Dari hasil informasi blogger luar negeri, ternyata hal tersebut diakibatkan landing page dari hasil pencarian tidak dihitung sebagai traffic di blog kita, karena traffic itu terjadi di Chache server Google. Ketika user mengklik link dari halaman chache tersebut, barulah dihitung sebagai landing page ke blog kita.
Selain itu, versi AMP dan non-AMP adalah entity yang berbeda, jadi ketika pengunjung mengklik link ke halaman non-AMP dari halaman AMP, itu akan dihitung keluar dari blog, sehingga akan dinilai sebagai Bouce Rate. Otomatis semua klik kedua setelah landing page akan bernilai Bouce Rate.
Rasio kunjungan blog terhadap klik iklan juga akan menurun drastis hingga 50% bahkan lebih. Jika sebelumnya tiap 100 kunjungan rata-rata mendapat 1 klik iklan, setelah menggunakan AMP rasionya jadi 200 – 300 kunjungan baru mendapat 1 klik iklan.
Hal itu terjadi karena halaman AMP tidak memprioritaskan untuk menampilkan iklan, tapi lebih ke content text, sehingga iklan muncul belakangan. Alhasil, banyak iklan yang tidak berhasil tampil hingga pengunjung pindah ke halaman lain atau meninggalkan blog. So, silahkan keputusan ada ditangan kalian untuk menggunakan mode AMP atau tidak untuk blog kesayangan anda.