“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Al-Imran: 159)
Nabi Muhammad saw merupakan pemimpin terbaik pilihan Allah untuk manusia. Hal ini tidak hanya menjadi klaim umat Muslim semata tapi juga diakui oleh orang-orang Non-Muslim. Bahkan di masa hidup beliau, kaum kafir Quraisy yang senantiasa memusuhi beliaupun mengakui akan kepemimpinan beliau. Sikap rendah hati, sopan santun, lemah lembut dan adil serta sabar bisa kita temukan dalam keseharian beliau, maka tak heran bahwa siapapun akan kagum dengan sikap dan perilaku beliau.
Pada saat tinggal di Mekkah, orang-orang kafir Quraisy senantiasa mencaci-maki dan menghina bahkan perlakuan kasar terhadap fisik beliau pun sering dilakukan oleh mereka. Tapi yang beliau lakukan hanya sabar dan tawakkal kepada Allah SWT dan mendoakan semoga mereka diberi petunjuk oleh Allah SWT, disamping itu beliau pun tetap menyampaikan risalah beliau kepada mereka dengan bijaksana dan baik, sesuai dengan firman Allah:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl: 125)
Ini menjadi salah satu bukti bahwa sikap dan perilaku beliau merupakan cerminan seorang hamba didasari dengan ketakwaan sehingga beliau menaruh kecintaan terhadap sesama makhluk Allah yang dengan jelas membenci beliau. Kecintaan dan kasih sayang beliau terhadap makhluk Allah ini, memancar dari diri beliau secara fitrah.
Selain itu, beberapa sikap Rasulullah saw terhadap Non-Muslim lainnya juga akan kita temukan di dalam beberapa riwayat berikut:
1. Menjunjung Tinggi Kemanusiaan.
Perbedaan agama tidak menghalangi Rasulullah saw untuk menghormati mereka. Apapun keyakinan seseorang terdapat satu persamaan, yaitu sebagai sesama ciptaan Allah Yang Esa.
Dalam sebuah riwayat disebutkan. Dari Ibnu Abu Laila bahwa ketika Qais bin Saad ra dan Sahal bin Hunaif ra sedang berada di Qadisiyah, tiba-tiba ada iringan jenazah melewati mereka, maka keduanya berdiri. Lalu dikatakan kepada keduanya: Jenazah itu adalah termasuk penduduk setempat (yakni orang kafir). Mereka berdua berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw pernah dilewati iringan jenazah, lalu beliau berdiri. Ketika dikatakan: Jenazah itu Yahudi, Rasulullah saw bersabda: Bukankah ia juga manusia? (Shahih Muslim No.1596)
2. Perlakuan Rasulullah Terhadap Musuh.
Dengan sikap yang lemah lembut dan tidak memiliki rasa dendam terhadap musuh-musuhnya, beliau senantiasa berbuat baik terhadap mereka yang bisa dikatakan bukan saja musuh beliau, tapi kepada orang yang haus akan darah beliau dan darah para sahabat beliau.
Satu kejadian ketika terjadi Fatah (Penaklukan kembali) Mekkah, Rasulullah saw mengampuni orang-orang yang dulunya melempari beliau dengan kotoran onta, menghalangi jalan beliau dengan duri-duri, menganiaya dan berusaha membunuh beliau serta para sahabatnya tapi yang dilakukan beliau saat itu adalah beliau bersabda kepada orang-orang kafir Quraisy:
“Wahai penduduk Mekkah! Hari ini tidak ada pembalasan terhadap kalian, laa tatsriiba ‘alaikum Yaum.” Kalian semua bebas!
3. Menghormati Non-Muslim.
Kejadian Fatah Mekkah membuat umat Islam memegang kendali di Mekkah namun, beliau senantiasa menanamkan kepada kaum Muslimin untuk tetap menghormati orang-orang kafir Quraisy dan tidak mengganggu harta mereka, serta tidak berlaku sewenang-wenang atas mereka. Beliau menyampaikan, “Janganlah kalian saling menzalimi, Karena itu merupakan kezaliman yang dilarang oleh Allah SWT dan Al-Qur’an mengajarkan bahwa:
“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS At-Taubah 6)
Dari beberapa riwayat ini maka jelas, bahwa kehadiran Rasulullah di tengah-tengah umat manusia senantiasa membawa manusia ke arah kebaikan dan memberikan teladan bagi umat manusia umumnya dan kaum Muslimin khususnya.
Beberapa sikap yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw di atas tadi hendaknya menjadi pedoman bagi kita bersama, sehingga kita bisa mengikuti setiap amalan yang beliau lakukan, dan menjadi pengikut beliau yang sejati.
Dari riwayat di atas dapat diketahui pula, bahwa agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw merupakan agama yang indah, yang di dalamnya kental dengan nuansa kedamaian, toleransi dan saling mengasihi sesama makhluk-Nya.