Teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah salah satu bidang yang berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia. AI adalah teknologi yang mampu membuat mesin atau komputer berpikir dan bertindak seperti manusia, misalnya mengenali wajah, suara, bahasa, atau gambar. AI juga dapat membantu manusia dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, kesehatan, bisnis, pertanian, dan lain-lain.
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara berkekuatan AI, karena memiliki populasi yang besar, sumber daya yang melimpah, dan budaya inovasi yang tinggi. Beberapa faktor yang mendukung perkembangan AI di Indonesia adalah:
- Adanya dukungan dari pemerintah, yang telah merumuskan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial RI (Stranas KA) 2020-2045, yang bertujuan untuk memanfaatkan AI untuk meningkatkan kesejahteraan, daya saing, dan kedaulatan bangsa.
- Adanya kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, yang terwadahi dalam organisasi Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) dan Pusat Inovasi Kecerdasan Artifisial (PIKA), yang bertugas untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan riset, pengembangan, dan penerapan AI di Indonesia.
- Adanya komitmen dari perusahaan teknologi global, seperti Microsoft, yang telah membangun kawasan datacenter lokal di Indonesia sebagai bagian dari inisiatif ‘Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia’, yang bertujuan untuk mengakselerasi adopsi cloud dan AI, serta menyiapkan tenaga kerja terampil di bidang digital.
- Adanya perkembangan ekosistem startup, yang telah melahirkan banyak perusahaan berbasis AI yang inovatif dan sukses, seperti Waresix, Mekari, Kata.ai, Nodeflux, Prosa.ai, dan lain-lain, yang telah menerapkan AI di berbagai sektor, seperti logistik, manajemen SDM, layanan pelanggan, keamanan, dan lain-lain.
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan AI untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian dan pembangunan nasional. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Microsoft dan IDC, AI dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 1,3 persen per tahun, atau setara dengan US$366 miliar, hingga tahun 2030.
Namun, perkembangan AI di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:
- Kesenjangan digital, yang masih menyebabkan sebagian besar penduduk Indonesia belum memiliki akses yang memadai terhadap internet, smartphone, dan komputer, yang merupakan prasyarat untuk mengakses dan memanfaatkan AI.
- Kurangnya sumber daya manusia yang terampil di bidang AI, baik dari segi jumlah maupun kualitas, yang disebabkan oleh kurangnya pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi yang berkaitan dengan AI.
- Kurangnya regulasi dan standar etika yang mengatur penggunaan AI, yang dapat menimbulkan risiko terhadap hak asasi manusia, privasi, keamanan, dan tanggung jawab hukum.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat dalam pengembangan AI di Indonesia, untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dan memastikan bahwa AI dapat digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Meningkatkan infrastruktur dan konektivitas digital, yang dapat memperluas akses dan inklusi digital bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
- Meningkatkan keterampilan dan literasi digital, yang dapat mempersiapkan tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi perubahan yang dibawa oleh AI, serta menciptakan peluang-peluang baru di bidang ekonomi digital.
- Meningkatkan riset dan inovasi, yang dapat menghasilkan solusi-solusi AI yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan lokal, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian Indonesia di bidang AI.
- Meningkatkan kerjasama dan sinergi, yang dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, serta membangun jejaring dan kemitraan dengan negara-negara dan organisasi-organisasi internasional yang terkait dengan AI.
- Meningkatkan tata kelola dan etika, yang dapat menjamin bahwa AI digunakan dengan cara yang bertanggung jawab, transparan, adil, dan aman, serta menghormati hak asasi manusia, nilai-nilai moral, dan norma-norma sosial.
Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi negara yang tidak hanya mengikuti, tetapi juga memimpin perkembangan teknologi AI di dunia, serta memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh rakyat Indonesia.